![]() |
Foto IST : Adrian bersama teman-teman sedang melakukan orasi |
MAWARNEWS.COM/MEDAN
Bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan, perayaan kemerdekaan hanyalah semu belaka. Kemerdekaan yang diharapkan belum sesuai dengan apa yang diterima rakyat Indonesia.
Kemerdekaan masih berhenti pada arak-arakan bendera dan lantunan lagu kebangsaan. Kami menyebut kemerdekaan Indonesia masih terjebak di ruang simbolis, meriah di panggung upacara, kosong di meja makan rakyat.
“Kita merdeka secara teks Proklamasi saja, tapi belum sepenuhnya merdeka secara substansi,” kata Andrian Selaku Fungsionaris HMI Cabang Medan, rabu (13/08/2025)
Menurutnya, 80 tahun kemerdekaan belum cukup untuk menutup jurang kesenjangan, antara janji proklamasi dengan kenyataan keadaan Ibu Pertiwi sekarang.
Adrian menyoroti masih lebarnya kesenjangan ekonomi, lemahnya akses pendidikan, buruknya pelayanan kesehatan, masih beredarnya narkoba di masyarakat, sunyinya lapangan pekerjaan, serta korupsi yang terus menerus menggerogoti sendi-sendi negara.
“Selama rakyat masih harus berjuang keras, untuk hanya sekedar hidup layak, selama itu pula kemerdekaan belum terlaksana dan dirasakan sepenuhnya,” tegasnya.
Kemerdekaan sejati hanya bisa tercapai jika rakyat dibebaskan dari belenggu priyayi, ketidakadilan hukum, penyalahgunaan kekuasaan, dan narkoba yang merajalela.
“Proklamasi adalah awal, bukan garis akhir. Kita harus memastikan itu hadir dalam bentuk keadilan sosial, bukan kemerdekaananya di atas kertas,” jelas Andrian.
Pernyataan yang disampaikan Adrian menjadi sindiran keras di tengah riuh persiapan upacara HUT RI di berbagai daerah di Indonesia.
“Bangsa ini akan benar-benar merdeka ketika rakyatnya tak lagi sekadar menghafal teks proklamasi, tapi merasakan penghasilan yang layak di setiap sendi kehidupan", pungkasnya.
HMI mengajak generasi muda turun ke arena pengawasan publik, mengawal kebijakan, dan menolak kompromi terhadap penindasan dalam bentuk apa pun. (Hadyan Sgr)